سْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Segala pernyataan syukur hanyalah
milik Allah semata,Tuhan semesta alam.Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang
berhak disembah melainkan Allah yang esa,tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan rasulNya dan semoga seluruh keluarga,para
sahabatnya serta orang sholih yang senantiasa berada diatas sunah beliau
mendapat rahmatNya.
TANTANGAN PELAJAR MUSLIM DI ERA
GLOBALISASI
Perlu kita
sadari bersama, saat ini negara kita sudah memasuki zaman yang penuh tantangan,
cobaan serta hambatan. Dengan adanya kemajuan di bidang teknologi informasi
maupun teknologi yang lain, kesemuanya mempunyai efek negatif yang ikut
memperlancar kemaksiatan, kerusakan moral dan pelanggaran hukum agama.
Ujung-ujungnya menjadi tantangan berat yang harus kita hadapi bersama.
Dampak yang nyata sekarang ini terjadi sebagian besar dialami oleh remaja atau istilah lain dikenal dengan remaja ABG (anak baru gede). Dalam usia ini umumnya remaja belum memiliki kematangan sosial (social maturity) sehingga masih labil dalam menentukan sikap, tingkah laku dan perbuatan.Mereka masih mudah terkena pengaruh atau rangsangan-rangsangan dari luar. Dalam kondisi ini kadang-kadang dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan dengan memberikan ajaran-ajaran, ide-ide, motivasi-motivasi yang pada gilirannya bisa membentuk suatu sikap dan gaya hidup bahkan kepribadian.
Dengan pengaruh yang sangat besar itu setidak-tidaknya remaja harus diberi pembinaan langsung dari orang tua atau orang lain yang mengarah pada kebaikan. Jangan tinggal landas begitu saja masa bodoh, karena merasa sudah dewasa bisa mengurus dirinya sendiri. Kalau ini dibiarkan bisa berakibat fatal.
Remaja dengan mudah berbuat kemaksiatan-kemaksiatan karena jauh dari pengawasan. Bisa saja terjadi banyak anak remaja hamil di luar nikah. Betapa besar bahayanya sehingga masa depan anak jatuh, orang tua menanggung malu.
Pengaruh-pengaruh yang merangsang remaja yang hamil di luar nikah diantaranya :
Dampak yang nyata sekarang ini terjadi sebagian besar dialami oleh remaja atau istilah lain dikenal dengan remaja ABG (anak baru gede). Dalam usia ini umumnya remaja belum memiliki kematangan sosial (social maturity) sehingga masih labil dalam menentukan sikap, tingkah laku dan perbuatan.Mereka masih mudah terkena pengaruh atau rangsangan-rangsangan dari luar. Dalam kondisi ini kadang-kadang dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan dengan memberikan ajaran-ajaran, ide-ide, motivasi-motivasi yang pada gilirannya bisa membentuk suatu sikap dan gaya hidup bahkan kepribadian.
Dengan pengaruh yang sangat besar itu setidak-tidaknya remaja harus diberi pembinaan langsung dari orang tua atau orang lain yang mengarah pada kebaikan. Jangan tinggal landas begitu saja masa bodoh, karena merasa sudah dewasa bisa mengurus dirinya sendiri. Kalau ini dibiarkan bisa berakibat fatal.
Remaja dengan mudah berbuat kemaksiatan-kemaksiatan karena jauh dari pengawasan. Bisa saja terjadi banyak anak remaja hamil di luar nikah. Betapa besar bahayanya sehingga masa depan anak jatuh, orang tua menanggung malu.
Pengaruh-pengaruh yang merangsang remaja yang hamil di luar nikah diantaranya :
Satu, mudahnya
orang menyaksikan kemaksiatan lewat berbagai media baik cetak maupun elektronik.
Majalah yang menampilkan gambar porno dengan mudah didapat, dijajakan oleh para
pengasong di pinggir jalan, bacaan porno, demikian pula kaset VCD porno, hampir
setiap rental menyediakan.
Dua, pergaulan laki-laki dan perempuan yang semakin bebas sehingga orang lebih mudah mendapatkan kenikmatan sesaat di berbagai tempat, di hotel-hotel, losmen, diskotek, kafe, panti pijat dan tempat-tempat biliar. Anak usia remaja banyak terjerumus menjadi budak pemuas nafsu setan. Disinyalir banyak kasus pelajar, mahasiswa-mahasiswa yang "nyambi" untuk menjual dirinya baik sebagai WTS atau gigolo.
Tiga, banyak remaja yang salah persepsi terhadap perbuatan dosa, karena informasi keliru yang diterimanya. Contoh pakar seksologi maupun psikologi mengatakan bahwa onani atau masturbasi wajar dilakukan oleh remaja, sehingga banyak remaja melakukannya. Padahal menurut hukum agama itu adalah perbuatan dosa besar.
Empat, hubungan seks yang dilakukan oleh sesama jenis laki-laki dengan laki-laki (homosex) dan perempuan dengan perempuan (lesbian), dan masih banyak contoh yang belum bisa disebutkan yang menyebabkan mengapa remaja banyak yang hamil di luar nikah.Batas kenakalan remaja tidak hanya sampai di situ saja, bahkan sekarang remaja berani mencoba-coba menyalahgunakan narkoba yang baru ramai-ramainya diburu orang. Kalau seorang remaja telah kecanduan narkoba moralnya akan jadi kotor sehingga timbul kejahatan yang dialami remaja.Remaja mulai berani pada orang tua, mabuk-mabukan, judi dan lain sebagainya. Ini sangat memprihatinkan. Kalau ini dibiarkan berlarut-larut negara kita bisa hancur karena generasi remaja yang bobrok tak bermoral.
Dua, pergaulan laki-laki dan perempuan yang semakin bebas sehingga orang lebih mudah mendapatkan kenikmatan sesaat di berbagai tempat, di hotel-hotel, losmen, diskotek, kafe, panti pijat dan tempat-tempat biliar. Anak usia remaja banyak terjerumus menjadi budak pemuas nafsu setan. Disinyalir banyak kasus pelajar, mahasiswa-mahasiswa yang "nyambi" untuk menjual dirinya baik sebagai WTS atau gigolo.
Tiga, banyak remaja yang salah persepsi terhadap perbuatan dosa, karena informasi keliru yang diterimanya. Contoh pakar seksologi maupun psikologi mengatakan bahwa onani atau masturbasi wajar dilakukan oleh remaja, sehingga banyak remaja melakukannya. Padahal menurut hukum agama itu adalah perbuatan dosa besar.
Empat, hubungan seks yang dilakukan oleh sesama jenis laki-laki dengan laki-laki (homosex) dan perempuan dengan perempuan (lesbian), dan masih banyak contoh yang belum bisa disebutkan yang menyebabkan mengapa remaja banyak yang hamil di luar nikah.Batas kenakalan remaja tidak hanya sampai di situ saja, bahkan sekarang remaja berani mencoba-coba menyalahgunakan narkoba yang baru ramai-ramainya diburu orang. Kalau seorang remaja telah kecanduan narkoba moralnya akan jadi kotor sehingga timbul kejahatan yang dialami remaja.Remaja mulai berani pada orang tua, mabuk-mabukan, judi dan lain sebagainya. Ini sangat memprihatinkan. Kalau ini dibiarkan berlarut-larut negara kita bisa hancur karena generasi remaja yang bobrok tak bermoral.
Perlu disadari pula,bahwa ternyata kehadiran teknologi juga
berperan besar yang menjadi tantangan para pemuda dan pelajar muslim di era
globalisasi ini.
Teknologi modern
telah memungkinkan terciptanya komunikasi bebas lintas benua, lintas negara,
menerobos berbagai pelosok perkampungan di pedesaan dan menyelusup di gang-gang
sempit di perkotaan, melalui media audio (radio) dan audio visual (televisi,
internet, dan lain-lain). Fenomena modern yang terjadi di awal milenium ketiga
ini popular dengan sebutan globalisasi. Sebagai akibatnya, media ini, khususnya
televisi, dapat dijadikan alat yang sangat ampuh di tangan sekelompok orang
atau golongan untuk menanamkan atau, sebaliknya, merusak nilai-nilai moral,
untuk mempengaruhi atau mengontrol pola fikir seseorang oleh mereka yang
mempunyai kekuasaan terhadap media tersebut. Persoalan sebenarnya
terletak pada mereka yang menguasai komunikasi global tersebut memiliki
perbedaan perspektif yang ekstrim dengan Islam dalam memberikan criteria
nilai-nilai moral; antara nilai baik dan buruk, antara kebenaran sejati dan yang
artifisial.
Di sisi lain era kontemporer identik dengan era sains dan teknologi, yang
pengembangannya tidak terlepas dari studi kritis dan riset yang tidak kenal
henti. Dengan semangat yang tak pernah padam ini para saintis telah memberikan
kontribusi yang besar kepada keseejahteraan umat manusia di samping kepada
sains itu sendiri. Hal ini sesuai dengan identifikasi para saintis sebagai
pecinta kebenaran dan pencarian untuk kebaikan seluruh umat manusia. Akan
tetapi, sekali lagi, dengan perbedaan perspektif terhadap nilai-nilai etika dan
moralitas agama, jargon saintis sebagai pencari kebenaran tampaknya perlu
dipertanyakan. Apalagi bila dilihat data-data beriktu:
Di pusat riset Porton Down di Inggris para saintis memakai binatang-binatang
yang masih hidup untuk menguji coba baju anti peluru. Hewan-hewan tersebut
dimasukkan ke dalam troli yang kemudian diledakkan. Pada awalnya, monyet yang
dipakai dalam berbagai eksperimen tetapi para saintis kemudian menggantinya
dengan babi. Binatang-binatang tersebut ditembak persis di atas mata untuk
meneliti efek daripada misil berkecepatan tinggi pada jaringan otak.
Di Amerika Serikat, di akhir tahun 40-an, anak-anak remaja diberi sarapan yang
dicampuri radioaktif, ibu-ibu setengah baya disuntik dengan plutonium
radioaktif dan biji kemaluan para tahanan disuntik radiasi – semua atas nama
sains, kemajuan dan keamanan. Eksperimen-eksperimen ini diadakan sejak tahun
1940-an sampai 1970-an (Brown, 1994).
Selama tahun 1950-an, 60-an dan 70-an, menurut New York Times, wajib
bagi seluruh mahasiswa baru, laki-laki dan perempuan, di Harvard, Yale dan
universitas-universitas elit lain di Amerika, difoto telanjang untuk sebuah
proyek besar yang didisain dalam rangka untuk menunjukkan bahwa ‘tubuh
seseorang’ yang diukur dan dianalisa, dapat bercerita banyak tentang
intelegensia, watak, nilai moral dan kemungkinan pencapaiannya di masa depan.
Ide ini berasal dari pendiri Darwinisime Sosial, Francis Galton, yang
mengajukan foto-foto arsip tersebut untuk dewan kependudukan Inggris. Sejak
awal tujuan dari pemotretan-pemotretan ini adalah egenetika. Data-data yang
terakumulasi akan dipakai sebagai proposal untuk ‘mengontrol dan membatasi
produksi organisme dari orang-orang yang inferior dan tidak berguna’. Beberapa
organisme tipe terakhir ini akan dikenakan sangsi bila melakukan reproduksi …
atau akan disteril (Rosenbaum, 1995).
Sementara itu media televisi, sebagai hasil pencapaian teknologi modern yang
paling luas jangkauannya memiliki dampak sosio-psikologis sangat kuat pada
pemirsanya. Beberapa hasil studi berhasil menguak hubungan antara menonton
televisi dengan sikap agresif (Huismon & Eron, 1986; Wiegman, Kuttschreuter
& Baarda, 1992), dengan sikap anti social (Hagell & Newburn, 1996),
dengan sikap aktifitas santai (Selnon & Reynolds, 1984), dengan
kecenderungan gaya hidup (Henry & Patrick, 1977), dengan sikap rasial
(Zeckerman, Singer &Singer, 1980), kecenderungan atas preferensi seksual
(Silverman – Watkins & Sprafkin, 1983), kesadaran akan daya tarik seksual
(Tan, 1979), stereotype peran seksual (Durkin, 1985), dengan bunuh diri (Gould
& Shaffer, 1986), identifikasi diri dengan karakter-karakter di televisi
(Shaheen, 1983).
Hasil-hasil studi yang lain tentang dampak-dampak televisi menunjukkan indikasi
yang cenderung ‘agak menggembirakan’. Seperti adanya kesadaran akan segala
peristiwa yang terjadi di seluruh dunia (Cairn, 1990),kesadaran akan hak dan
kewajiban sebagai warga negara (Conway, Steven & Smith, 1975), bertambhanya
pengetahuan akan geografi (Earl & Pasternack, 1991), meningkatnya
pengetahuan tentang masalah politik (Furnham & Gunter, 1983), bersikap pro
social (Gunter, 1984).
Tetapi perlu dicatat
bahwa sejak munculnya era televisi dibarengi dengan timbulnya berpuluh-puluh
channel dengan menawarkan berbagai acara-acara yang menarik dan bervariasi,
umat Islam hanya berperan sebagai konsumen, orang non-Muslimlah yang
memegang kendali semua teknologi modern tak terkecuali televisi.
STRATEGI PELAJAR MUSLIM DI ERA GLOBALISASI
Bagaimanakah seharusnya sikap
pelajar muslim di era globalisasi ini? Akan munculberaneka ragam jawaban atas
pertanyaan ini sesuai dengan agama, kredibilitas keilmuan, latar belakang,
pandangan hidup dan pedoman hidup si penjawab. Telah dimaklumi bersama bahwa
pelajar muslim adalah pemburu ilmu pengetahuan yang beragama Islam dengan tanpa
membedakan apakah mereka belajar di pesantren maupun di luar pesantren.
Nah
di era globalisasi yang ditandai dengan berkembang pesatnya ilmu pengatahuan
(science) dan teknologi ini, pelajar muslim harus turut berpartisipasi dan
berperan aktif dalam mewujudkan dunia yang aman, tentram, damai dan
sejahtera. Begitu juga dalam upaya mengendalikan kemajuan tekhnologi yang
semakin meresahkan masyarakat luas. Tidak
dapat dipungkiri kemajuan teknologi di sela-sela keberhasilannya dalam
memberikan kemudahan-kemudahan terhadap kehidupan manusia. Teknologi juga telah
banyak meresahkan dan membinasakan manusia. Seperti peristiwa meledaknya
bom atom di Hirozima dan Nagasaki yang menewaskan tidak kurang dari 90.000
manusia. Hancurnya palestina akibat gempuran pesawat-pesawat tempur Super Sonik
bangsa Zionis dan ledakan bom-bom lainya yang terjadi di berbagai
belahan dunia.
Begitu
juga Isu kontemporer pemanasan global yang membuat bumi kita semakin tak
bersahabat. Hal ini juga disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin buas tak terkendali. Dan juga, termasuk dari dampak
negatif ilmu pengetahuan (science) dan tekhnologi yang tak kalah mengerikan
yaitu memudarnya moralitas dan budi pekerti masyarakat. Mulai dari para
pejabat, agamawan, pelajar , mahasiswa hingga masyarakat awam. Hal
ini terbukti dengan meningkatnya kriminalitas dan pelanggaran asusila. Seperti
korupsi, pembunuhan, perjudian, perampokan, pencurian, pemerkosaan,
penyalahgunaan Narkotika, perzinaan, pencabulan, pembocoran soal ujian UAN dan
lain sebagainya. Begitu juga kebanyakan manusia pemuja tekhnologi saat ini,
semakin pandai bersandiwara dalam membungkus kejahatan dan kebusukan dirinya
dengan kain-kain sutera halus yang diselempangkan di bahunya.
Atas
dasar inilah pelajar muslim harus mulai berpikir dan berbuat yang positif agar
teknologi yang pada dasarnya diharapkan dapat mensejahterakan kehidupan
manusia, tidak berubah bentuk menjadi pusaka yang akan membinasakan si Empunya
laiknya keris Empu Gandring dalam hikayat kerajaan Singosari.
Dengan demikian apa yang harus
dilakukan oleh pelajar muslim untuk mensejahterakan kehidupan manusia khususnya
ummat Islam sehingga mereka bahagia di dunia dan akhirat? Jawabnya adalah belajar
dengan bersungguh-sungguh, mempertebal keimanan dan memperbaiki
moralitas mereka. Karena bagaimanapun juga dalam menjalani kehidupan di
dunia ini sangat membutuhkan ilmu, iman dan akhlaq yang baik. Lebih-lebih
ketika mereka hendak melakukan perubahan-perubahan positif di tengah-tengah
masyarakat.
Dengan jawaban ini disiplin ilmu apa
saja yang harus dipelajari dan dikuasai oleh pelajar muslim? Dengan mengacu
terhadap misi diturunkannya agama islam ke dunia yaitu sebagai rahmat bagi
seluruh alam, pelajar muslim pertama-tama harus mempelajari ilmu-ilmu
yang sifatnya fardu Ain seperti ilmu Tauhid, Fiqih Ibadah, Akhlaq/tata krama
dalam berhubungan dengan Allah maupun sesama makhluq, do’a-do’a keseharian yang
telah diajarkan oleh nabi serta tata cara membaca al-Qur’an yang baik dan benar.
Karena ilmu-ilmu tersebut merupakan bekal dan modal awal yang harus dipahami
dan dihayati oleh seluruh ummat islam tanpa terkecuali.
Setelah
itu pelajar muslim harus bersatu padu dalam mewujudkan kehidupan yang
aman, tentram, damai dan sejahtera. Nah untuk mewujudkan itu semua,
pelajar muslim harus memahami kebutuhan-kebutuhan vital ummat manusia
seperti keamanan, persatuan, kerukunan, keadilan , kesejahteraan hidup, ulama’
yang ikhlas, pemimpin yang jujur, adil dan bertanggung jawab, negara yang
bersih dari KKN dan orang kaya yang dermawan . Begitu juga mereka harus
mengetahui aspek-aspek kehidupan seperti agama, pendidikan, sosial, politik
kenegaraan, budaya dan hukum. Dengan mengacu terhadap keterangan diatas maka
pelajar muslim harus berbagi tugas dalam mempelajari disiplin keilmuan. Satu
kelompok ada yang memperdalam ilmu-ilmu keagamaan yang sifatnya fardu kifayah
dan bersumber dari ayat-ayat al-Qur’an. seperti ilmu Kalam/Usuluddin,
Fiqih,Tasawwuf, Tafsir, Hadist, Usul Fiqh Qowaidul Fiqh serta Gramatika Bahasa
Arab.
Di
samping itu pelajar muslim yang lain ada yang memperdalam disiplin ilmu yang
bersumber dari ayat-ayat Allah yang tertuang di alam semesta ini. Seperti ilmu
Kedokteran, Biologi, Sosiologi, Astronomi, Mekanika, Fisika, Filsafat, Politik
Kenegaraan, kepolisian, Bahasa-Bahasa Dunia, Sejarah, ilmu Hisab, Mantiq,
Matematika, Keterampilan dan Kerajinan tangan, Kelautan, Komputerisasi dan lain
sebagainya.
Akan
tetapi yang perlu diingat bahwa belajar ilmu-ilmu tersebut sebaiknya dipelajari
setelah mereka menguasai dengan baik ilmu-ilmu yang sifatnya fardu ‘ain.
Dan juga, hal itu harus dilakukan dalam rangka menjalankan perintah Allah yaitu
untuk mengemban kekholifahan di muka bumi ini, yang semuanya dimuarakan
untuk mencari rido Allah Swt. Oleh karena itu, pelajar muslim harus bersatu
padu dengan mengemban jobnya masing-masing sesuai dengan keahlian dan keilmuan
yang mereka kuasai. Dengan kesadaran ini insya Allah
problematika-problematika yang muncul, baik yang berkaitan dengan Agama,
Kesehatan, Ekonomi, Sosial Kemasyarakatan, Kenegaraan, Teknologi dan keamanan,
akan teratasi dengan mudah. Dengan demikian wibawa Islam sebagai agama
yang menjunjung tinggi perdamaian dan keadilan akan semakin diperhitungkan.
ن وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Wallahu
A’lam Bis Showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar